Thursday, June 20, 2013

Saham Perusahaan


Di kampus sepertinya sudah tertanam kalau orang Human Resources Management bisa menilai "value" orang, tapi siapa sangka orang Finance juga bisa.
Well, menurutku dalam penilaian saham dan perusahaan juga bisa diaplikasikan untuk menilai intrinsik value dari seseorang, bahkan bisa dengan analisis fundamental sederhana.
Singkatnya, untuk menilai value seseorang bisa dilihat dari:
  • Komitmen terhadap prinsip hidupnya, mudah saja, berpegang teguh atau tidak. Terdapat kebaikan pada prinsipnya atau tidak, tak perlu dihitung namun bisa dirasakan.
  • Masalah, bagaimana kemampuan mengatasi masalah hidup. Kesabaran masuk dalam hal ini, kalau dalam perusahaan bolehlah ada hitungan tentang bankruptcy. Tentang hidup? Bisa dilihat pada pola hidup pasca masalah. 
  • Kegembiraan, sikap mengatasi kegembiraan pun harus ikut diperhatikan. Terkait juga dengan perencanaan hidup, mirip dengan surplus laba perusahaan, mau diapakan kelebihan berkah yang diterima manusia bisa menentukan keadaan hidupnya di masa depan, value nya, syukurnya.
  • Bercermin, bisa dilihat pada caranya memandang dan memperlakukan diri sendiri. Dengan bercermin bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, pun begitu dengan antisipasinya. Which one do you see most often? the tangibles or the intangibles.
  • Perbaikan, adakah keinginan untuk terus memperbaiki keadaan diri? Terkadang ada manusia yang sengaja membatasi kehidupannya terhadap hal-hal yang sempit,  pujian misalnya.
  • Pandangan terhadap sekitar, ada partner pun ada kompetitor, cara menyikapi keduanya pun bisa dinilai, rumit bukan?
  • Interaksi, cara berinteraksi tidak patut ditinggalkan. Terkait tentang keputusan, bagaimana cara mengambil keputusan, sepintas atas dasar nafsu atau sudah diperhitungkan. Kata pepatah, “Jangan berjanji ketika senang dan jangan membuat keputusan ketika sedang emosi.”

Cukup rumit memang, lebih rumit daripada menerapkan pada perusahaan yang terdapat angka-angka pasti. Dalam hidup, tak ada angka-angka kepastian. 
Suka atau tidak suka pada ketidakpastian, ia akan selalu ada, karena ketidakpastian adalah ketidakpastian.

Trader yang pintar, tahu kapan waktunya harus cut loss.

“Kekasih, jika memang ia adalah perpanjangan tanganmu maka jagalah ia selagi aku menunaikan tirakatku. 
Oleh karena hanya kuasamu, Kekasih, aku percayakan ia padamu. 
Susupkan kecintaan pada hatinya yang muram, Kekasih, agar ia lebih bernilai. 
Kekasih, jika ia perpanjangan tanganmu maka perbaikilah ia dalam tirakatku, karena aku beriman pada yang baik hanya untuk yang baik, begitupun sebaliknya. 
Kekasih, Kau Yang Maha Menjaga.”


"Tak sanggup aku melihat
Lukamu kawan dicumbu lalat
Tak kuat aku mendengar
Jeritmu kawan melebihi dentum meriam"

No comments:

Post a Comment