Mendengar yang merdu, mengenyam yang lezat, meraba yang
halus, mencium yang harum, memandang yang serba indah..
Siwa saja yang begitu perkasa masih bertapa, padahal bumi
pertiwi tengah porak poranda. Kau perlu tahu, Siwa lah dewa penghancur.
Segalanya perlu dihancurkan agar bisa kembali ke penciptaan, menuju permulaan.
Uma saja yang punya segalanya pun masih berkekurangan, padahal
kepala Siwa sudah di kakinya. Kau perlu tahu, menjadi pendamping pertapa pun sepatutnya
menahan hasrat. Segalanya perlu ditahan agar tak berlebih-lebihan.
Kau tahu akibatnya?
Kamajaya rela mati terbakar oleh hasrat Uma, memang tugasnya
sebagai penghantar hasrat. Hormatnya pada Sang Penghancur tak mampu menangkal
kobaran mata Siwa. Ia rela hangus demi kewajiban, tak ia pikirkan nasib Kamaratih.
Kamaratih sudah tentu hancur, karena hasrat dan cinta sudah
pasti tak terpisahkan. Melompat ke sukma Kamajaya pun ia tak takut, meskipun harus
dibayar dengan regangan nyawa. Turun ke dunia tak jadi masalah bagi mereka, dunia
yang penuh hingar bingar kemaluan.
Tak terkira rasanya mereka terpisahkan sekat
badan, Lingga dan Yoni. Hingga malam suci, malam asmaragama..
Ada kutipan Syair Mata Bayi karangan Rendra, begini
bunyinya:
“Aku merindukan mata bayi
setelah aku dikhianati mata durjana.
Aku merindukan matahari
karena aku dikerumuni mata gelap.
Aku merindukan mata angin
karena aku disekap oleh mata merah saga.
Wahai, mata pisau!
Mata pisau dimana-mana.
Mata batin! Mata batin!
Hadirlah kamu!
Kedalaman yang tak terkira.
Keluasan yang tak terduga.
Harapan di tengah gebalau ancaman.”
Yah, bayangkan saja aku membacanya untukmu..
agar kau tak jadi bahan eksploitasi atas dasar ekspresi.
"Tak setiap yg memujanya akan disinggahi, dan tak setiap yg tak memujanya tak akan disinggahi, itulah rahasya. Ia benar-benar hidup, pertemuan hanya sesaat; tp apalah sesaat dan apalah artinya lama, bg sebuah kedalaman; tak bs dipelajari, tak bs dinanti. Bila mereka sedang bekerja, maka mulailah dirasakan hal halus di dalam dan luar diri, itulah suksma."
No comments:
Post a Comment