Thursday, April 24, 2014

pesta yang menjijikkan

Banyak yang bilang: ketika orang sudah putus asa, maka kebanyakan akan menyalahkan sistem. Lalu ditebas oleh pernyataan, orang yang hanya menyalahkan sistem adalah orang yang pengecut yang kesehariannya mengelap pantat.

Begitu ketika pesta kemarin ditanya tentang tinta di kelingking. Lucu sekali, yang tidak bertinta dicap bodoh dan pengecut. Sangking lucunya, untuk menarik minat celup tinta, sampai-sampai memakai iming-iming kopi gratis, es krim gratis dan bahkan majalah kekinian gratis. Untung bukan permen gratis. Maaf saja, sistem seperti ini tidak cocok di sini. Masih terlalu banyak orang tidak terdidik dan kelaparan di sini. Orang seperti itu, mudah diarahkan seperti kerbau. Orang seperti itu, ketika sendirian, tidak berbahaya. Orang seperti itu, ketika berjama'ah, akan sangat berbahaya dan cenderung bertingkah vandal.

Kamu bercermin saja ketika kampanye terbuka kemarin, yang kecil saja, di kampungmu sendiri. Ada berapa nyawa yang melayang ketika kampanye kemarin? Kerugian materiil? Kamu tau, suara knalpot yang membuat telingamu sakit itu berasal dari bahan bakar yang kamu subsidi sendiri. Tak usahlah kamu bayangkan berapa banyak kemubaziran di sini. Mengharapkan kelas menengahmu yang kian hari kian meraksasa itu? Aku beri tahu saja, kelas menengah hanya sebutan di buku rekening saja, mentalnya masih tetap kelas bawah.

Sistem seperti itu yang disukai pemodal beternak kerbau. Kamu tak usah juga berlagak punya modal, kamu itu tidak punya apa-apa, jadi, patuh sajalah. Terima kasih keadilan, berkat kalian, hajatan proporsional semacam ini akan terus lestari. Kalau tidak begitu, mana mungkin caleg yang sudah nyata jadi tersangka korupsi, bisa terpilih jadi wakilmu di senayan sana. Apa? Kamu tak tahu? Kukira gen Y kelas menengah modis sepertimu sudah tahu. Ketik saja "korupsi persiba bantul" di kotak pencarian google andalanmu itu. Itu terjadi di kampungmu sendiri, kampung yang berisi sekolah-sekolah ternama yang menarik ribuan manusia-manusia cerdas dari segala penjuru negeri ini, kampungmu yang tak kekurangan orang pintar. Jangan tersinggung begitu, yang nyata korupsi saja bisa terpilih, apalagi yang belum nyata.

Makanya, berterima kasihlah pada sistem ini. Salah satu kado manis terakhir untukmu dari mereka, perpanjangan kontrak perusahaan penambang emas di ujung timur sana, selamat. Sebenarnya masih ada cara berpesta yang lain, yang cocok digunakan, tapi apa guna, kamu tidak tertarik dan skeptis duluan. Kamu lebih suka keadaanmu sekarang, matamu dibuat buta satu oleh jari telunjukmu sendiri, sehingga jalanmu tak tentu arah dan berputar-putar tanpa tujuan.

Aku sendiri lebih suka memandangmu, menunggu senyum cantikmu menggurat menembus bulatnya pipimu yang merekah itu. Aku sendiri lebih suka melihat bibirmu ketika menggumamkan lagu donna donna..

"Calves are easily bound and slaughtered, never knowing the reason why. But who ever treasures freedom, like the swallow has learned to fly. Donna, Donna, Donna, Don.."

No comments:

Post a Comment