Kata Annisa, Tuhan itu sutradara. Kata Cina, Tuhan itu arsitek.
Kataku, Tuhan itu produser film.

Di pikiran anjing, manusia adalah sutradara, bahkan sutradara yang bisa merangkap jadi pemain utama protagonis. Ia yang memilih jenis hidupnya, genre filmnya. Ia pula yang memilih siapa-siapa yang akan berperan dalam hidupnya, dan menentukan jenis peran lawan mainnya, antagonis ataupun tritagonis. Ia yang menentukan tema hidupnya, alur hidup, ia pula yang menentukan plot dan ending dari hidupnya. Terserah manusia juga, akan membuat hidupnya akan seperti apa, menarik, penuh tantangan, monoton, atau bahkan membosankan. Ia pula yang mengkategorikan dirinya layak untuk ditiru ataupun tidak. Layak ditonton atau tidak. Dan iapun yang menentukan siapa saja yang pantas menyaksikan hidupnya, anak kecil, remaja, dewasa. Hanya dia sendiri yang dapat menentukan hidupnya, idealis atau tidak, laku di pasar atau tidak, profit atau tidak, bermakna atau tidak, berguna atau tidak.
Sama seperti sutradara, manusia harus mempunyai gambaran mau diwujudkan seperti apa hidupnya tersebut. Dan juga harus paham benar seluk beluk hidup, mengerti berbagai resiko dan permasalahan yang akan ia jalani dalam kehidupannya kelak.

Perjanjian, sebelum memulai semuanya, diawali dengan perjanjian. Produser memberikan poin-poin syarat yang harus sutradara lakukan agar rencana pembuatan 'film' nya bisa gol. Produserlah yang memberi arahan kepada sutradara, agar nantinya film tersebut bisa membuahkan hasil yang positif. Sutradara seharusnya menaati poin-poin tersebut. Jika melakukan pelanggaran, sudah sepantasnya menerima penalti yang sebelumnya telah diperjanjikan. Produser mana yang menginginkan sutradaranya gagal, sutradara harus berpikiran positif tentang 'poin-poin syarat' yang produser berikan kepadanya, mungkin akal sutradara belum bisa menjangkau 'tujuan poin-poin syarat' tersebut dibuat. Jalan keluarnya, komunikasi. Sutradara, berkomunikasilah dengan Produsermu masing-masing dengan tata cara yang layak, sesuai dengan norma aturan yang diperjanjikan.

Analogikan sendiri, guk!
"Can`t you see how?
You are holding my mind
so please understand me
Can`t you feel hoe I`m living my life without you
so please don`t you leave me here"
Faithful Dreams - Homogenic
No comments:
Post a Comment